Kompleks Dalem Mangkubumen terletak di Kecamatan
Kadipaten Kidul, Kelurahan Ngasem Yogyakarta, kira-kira 700 m ke arah Barat
dari keraton. Seperti dalem-dalem lainnya yang banyak tersebar di
kawasan Jeron Beteng. Kompleks Dalem
Mangkubumen merupakan rumah yang diperuntukan bagi Pangeran. Selain tempat
tinggal, Kompleks Dalem Mangkubumen ini juga digunakan sebagai tempat mendidik
atau tempat belajar bagi calon Pangeran/anak dari Sultan Hamengku Buwono VI (untuk selanjutnya disingkat H. B. VI). Kompleks Dalem
Mangkubumen dibangun pada tahun 1865 oleh Sultan H. B. VI untuk kediaman putra
Mahkotanya, Pangeran Adipati Anom. Kompleks Dalem Mangkubumen ini pernah
disebut Dalem Pangeran Kadipaten. Ketika Adipati Anom menjadi raja, Rumah
Pangeran ini digunakan sebagai kediaman Pangeran Mangkubumi, adik dari Adipati
Anom. Itulah sebabnya, Rumah Pangeran ini juga disebut Kompleks Dalem Pangeran
Mangkubumen
Bangunan Dalem kadipaten
yang kemudian menjadi Kompleks Dalem Mangkubumen, dahulu merupakan tempat
tinggal Pangeran Pati calon pengganti Sultan Sebagai calon Putra Mahkota, maka
ia mendapatkan pangkat Adipati Anom/Pangeran Adipati Anom. Oleh karena itu
tempat tinggalnya disebut dengan nama Kadipaten. Pangeran Adipati Anom yang
menempati Dalem Kadipaten ini adalah putra Sri Sultan H. B. VI yang kemudian
menggantikan Sultan. Setelah ia menjadi Sultan yang VII, maka bangunan Kompleks
Dalem Kadipaten ini ditempati oleh putra Sultan H. B. VI yang lain, yaitu adik
Pangeran Adipati Anom yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (selanjutnya
disingkat K. G. P. A. Mangkubumi). Oleh karena itu bangunan yang semula disebut
Dalem Kadipaten/tempat Pangeran
Adipati Anom, Kemudian disebut Kompleks Dalem Mangkubumen/tempat Pangeran
Mangkubumi.
Pangeran Adipati Anom
atau putra mahkota adalah calon raja, oleh karena itu ia juga memiliki daerah
wilayah, Siti lenggah, Patih (Kadipaten), dan Penghulu masjid.
Selain itu ia juga dibantu oleh bupati Anom, penewu, dan wedana yang
membantu dalam urusan pemerintahan. Daerah wilayah Adipati Anom adalah tanah yang
terletak di sebelah Barat Sungai Winongo atau Wirobrajan lama, sedangkan di
Kulon Progo daerah wilayah Pangeran Adipati Anom terletak di Desa Bulurejo.
Dahulu Siti lenggah tersebut berupa
tanah sawah, kebun, dan tanah tegalan. Setelah Pangeran Mangkubumi meninggal pada tahun 1918, dalem ini ditempati oleh adiknya : G. P.
H. Buminoto, hingga tahun 1928. Meski awalnya Kompleks
Dalem Mangkubumen merupakan rumah pangeran dan tempat mendidik calon Pangeran,
namun atas izin Sultan H. B. IX, Kompleks Dalem Mangkubumen juga pernah
digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh Jenderal Sudirman ketika Agresi
Belanda II tahun 1948. Selama beliau bergrilya maka yang menghuni adalah Ibu
Sudirman bersama keluarganya sampai perang berakhir. Selanjutnya Kompleks Dalem
Mangkubumen dikelola oleh Kawedanan Hageng Punakawan Sarta Kriya atau Kantor Urusan Gedung Milik
Keraton Yogyakarta sampai tahun 1949. Kompleks Dalem Mangkubumen juga pernah
digunakan sebagai Perguruan Tinggi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Farmasi, Sekolah
Tinggi Pertanian dan Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan oleh Universitas Gajah
Mada dari tahun 1949 sampai tahun 1982.
Selain pernah digunakan
sebagai fakultas, Kompleks Dalem Mangkubumen pernah juga digunakan sebagai
Rumah Sakit. Hal tersebut dapat dicatat dari pernyataan Rektor UGM Prof. Dr.
Sardjito dalam pidatonya pada Dies Natalis V UGM tanggal 19 Desember 1954 di Sitinggil. Dalam pidato tersebut Prof.
Dr. Sardjito menyebutkan bahwa dirinya melihat kamar kereta di Kadipaten untuk
sementara digunakan sebagai Poliklinik (Sardjito 1954, 5). Fakultas Kedokteran
UGM yang berada di Kompleks Dalem Mangkubumen pernah pula mendapat kunjungan
dari Presiden Soekarno dan Ny. Fatmawati beserta P. M. Jawaharlal Nehru dan
Indira Gandhi. Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin kerjasama pada bidang
pendidikan kedokteran.
Saat ini Kompleks Dalem
Mangkubumen difungsikan sebagai SMA Mataram dan Kampus Universitas Widya
Mataram Yogyakarta. Kampus ini didirikan oleh Alm. H. B. IX dan H. B. X yang
pada waktu itu masih menjadi Pangeran. Kampus ini didirikan untuk orang-orang
yang bergolongan ekonomi menengah ke bawah, agar sama-sama dapat merasakan
dunia pendidikan tinggi